Last Updated:
Pengembangan UMKM Indonesia Di Era Pandemi Covid-19
Pengembangan UMKM Indonesia Di Era Pandemi Covid-19

Pengembangan UMKM Indonesia Di Era Pandemi Covid-19

Para pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) membutuhkan bantuan banyak pihak kala pandemi, terutama tren menjalankan usaha dari konvensional menjadi digital. Untuk itu, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) RI melalui Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) menunjukkan komitmen pada pengembangan UMKM Indonesia.

Menggandeng Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA), BAKTI Kominfo menyasar pelaku usaha kecil di bidang kuliner untuk mendapat pelatihan digital sekaligus memperoleh bantuan permodalan dari beberapa pihak yang turut mendukung pelatihan ini.

Mira Tayyiba, Sekretaris Jenderal KemenKominfo RI, mengapresiasi antusiasme semua pihak dalam Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI).

“Selama tujuh bulan sejak diluncurkan pada Mei tahun lalu, Gernas BBI berhasil memfasilitasi onboarding lebih dari tiga juta UMKM," ujar Mira saat memberikan sambutan dalam pembukaan acara Pelatihan dan Dukungan Akses Permodalan 2021.

Mira melihat antusiasme tidak boleh berhenti di titik itu saja. Antusiasme saja tentu tidak akan cukup. Oleh karena itu, UMKM perlu dibekali dengan modal yang relevan yaitu dalam bentuk kompetensi digital dan akses permodalan.

Pelatihan ini juga merupakan bagian dari Gerakan Nasional Literasi Digital yang baru saja dicanangkan oleh Presiden RI pada 20 Mei lalu. Mendorong UMKM bergerak ke ruang digital menunjukkan kebangkitan era digital nasional Indonesia, terutama di sektor UMKM. Harapan ke depan, UMKM Indonesia makin cakap secara digital.

Direktur Utama BAKTI Kominfo Anang Latif menjelaskan pentingnya melakukan tindakan nyata untuk membantu pelaku usaha kecil membangun usaha.

“Pelatihan ini merupakan kelanjutan dari kegiatan pelatihan UMKM digital yang pernah dilaksanakan BAKTI pada 2020. Berdasarkan hasil evaluasi kegiatan, 11 persen alumni pelatihan UMKM digital 2020 yang menjawab survei menyampaikan kebutuhan permodalan menjadi salah satu kendala dalam mengembangkan bisnis,” kata Anang.

Pemilihan kota-kota pelaksanaan juga mempertimbangkan beberapa hal. Faktor pertama, sebaran infrastruktur BAKTI seperti BTS dan akses internet di kabupaten tersebut. Mengingat pelatihan dilakukan secara online dan offline, maka sinyal menjadi salah satu hal yang terpenting untuk mendukung pelaksanaan pelatihan, katanya.

Bima Laga, Ketua Umum Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA), juga menyambut baik gagasan BAKTI Kominfo ini. “Saat idEA dihubungi BAKTI untuk turut mendukung pelatihan ini, kami tentu sangat antusias,” ujar Bima.

Menurutnya, pelatihan ini merupakan langkah maju. Kita tentu sama-sama mengerti bahwa selaih pelatihan digital, pendanaan juga merupakan hal yang ditunggu para pelaku UMKM. Setelah mulai mengenal sistem jualan online, mereka butuh modal untuk menerapkan ilmu untuk mengembangkan usaha mereka tersebut.

Bantuan Permodalan 

Sektor digital mungkin merupakan hal baru bagi Sebagian besar pelaku UMKM Indonesia. Pandemi telah “memaksa” mereka menjajal menjalankan usahanya secara digital. Meski menjalankan usaha secara digital diklaim lebih minim biaya, tapi tetap saja membutuhkan modal.

Pelaku UMKM yang terpukul keras, membutuhkan modal untuk bisa memulai kembali usahanya. Hal ini menarik perhatian Kementerian Koperasi dan UKM, Badan Layanan Umum Pusat Investasi Pemerintah (BLU-PIP) Kementerian Keuangan, dan Bank Rakyat Indonesia (BRI) untuk turut ambil peran dalam acara ini. Ada bantuan pendanaan dan permodalan dari ketiga Lembaga tersebut.

Tentu ada syarat untuk bisa mendapat bantuan permodalan tersebut. Selain harus mengikuti pelatihan dengan serius, peserta pelatihan penerima bantuan permodalan diwajibkan tidak sedang menerima kredit permodalan dari lembaga keuangan lainnya. Hal ini penting untuk menjaga pemerataan penerima bantuan permodalan.

Pelatihan dan Dukungan Akses Permodalan 2021 akan berlangsung secara hibrid. Untuk tahap awal, pelatihan dilakukan secara online, dimulai sejak 24 Mei. Para peserta yang melewati proses kurasi selama tahapan online akan mengikuti pelatihan secara offline untuk selanjutnya menerima bantuan pendanaan permodalan.

Untuk kali ini, Pelatihan dan Pendanaan UMKM Digital hanya menyasar pelaku usaha yang bergerak di bidang kuliner. Selain itu, pelatihan ini juga hanya menyasar peserta dari delapan kota di Indonesia, yaitu Labuan Bajo, Lombok Utara, Jambi, Manado, Tanah Laut, Bone Bolango, Lampung, dan Denpasar.

Harapannya, acara ini akan jadi langkah awal untuk pelatihan sejenis berikutnya yang bisa menyasar lebih banyak pelaku usaha di berbagai wilayah di Indonesia.